Sabtu, 26 November 2016

Anaknya Dituduh Curi Uang di Sekolah, Jawaban Ibu Ini Bikin Para Guru dan Polisi Tak Berkutik

Anaknya Dituduh Curi Uang di Sekolah, Jawaban Ibu Ini Bikin Para Guru dan Polisi Tak Berkutik

www.sekilasinfodunia.com-> tak perduli anak aku menjalankan kesalahan apapun, tolong jangan dahulu memukuli atau memarahi anak aku, tunggu aku hingga aku hadir, aku akan mengatasi semuanya!”
berikutnya ia meminta guru tsb buat mengijinkan ia berbicara pada anaknya.
dgn menangis anaknya berkata: “Mama!”
Ibunya berkata: “Jangan takut, mama akan segera hadir!”
Pada saat ibu tsb hingga di sekolah, di depan sekolah telah berhenti sebuah mobil polisi.
Di dalam ruang guru ada 2 orang polisi, 2 orang guru dan seorang paruh baya, kepala dari guru bimbingan murid.Guru wanita tsb dgn murka berkata: “Anakmu pagi ini mengambil uang aku sebesar 1000 yuan dari laci meja aku, ia sudah mengakuinya, lihat bagaimana anda menyelesaikannya !”
Ibu tsb tak langsung merespon guru tsb, melainkan langsung mencari anaknya.
Sang anak dgn badan gemetaran duduk di atas lantai, bajunya kotor, wajahnya penuh bekas air mata. Sang ibu langsung memeluk anaknya.“Mama! Mereka mau memasukan aku ke dalam penjara, aku sangat takut…”
“Anakku, jujur sama mama, mama akan percaya!”
Anak tsb menggelengkan kepalanya dan berkata: “tak”.
Mama menenangkan anaknya, berikutnya bangkit berdiri: “aku percaya pada anak aku, ia berkata tak mencuri maka ia tak mencuri!”
Sang anak melihat pada ibunya dgn tatapan berterimakasih.
dgn mata yg melotot dan senyuman dingin guru tsb berkata: “ia tadi sudah mengakuinya!”
“andai begitu katakan bagaimana anak aku mengakuinya? Dan uang yg ia curi berada dimana? Bukti andai anak aku mencuri di mana? Menangkap anak aku tanpa bukti?”

Polisi yg berdiri disana berkata: “Memang benar tak ada bukti, tapi anakmu sendiri sudah mengakuinya.”
dgn tak sabar guru tsb menceritakan kembali kejadian bagaimana ia menyelidiki anaknya.
Sang ibu memutar menoleh pada anaknya, bertanya: “Apa yg dikatakan gurumu yaitu benar?”
Sang anak menggelengkan kepala: “Bu guru sejak awal tak mengijinkan aku masuk ke kelas. ia langsung memanggil polisi, aku sangat takut. tapi Bu guru berkata jika anda mengakuinya maka anda boleh pulang…”
dgn murka mamanya berkata pada guru tsb: “Pertanyaan yg disertai ancaman, apa ini yg dinamakan menyelidiki? aku mau mengadukan anda dgn tuduan memfitnah!”
berikutnya sang ibu membawa anaknya pulang. Dalam perjalanan pulang, dgn penuh rasa berterima kasih sang anak memeluk ibunya, berkata, “Mama, terima kasih”
Sesampainya sang ibu di rumah, kepala dari guru bimbingan murid menelepon. Ia memberitahukan bahwa uang 1000 yuan yg hilang telah ditemukan.
Ternyata guru tsb tanpa tersadar telah menaruh uang di laci yg satu lagi.
Kejadian ini membuat sang anak tahu bahwa ibunya memberikan rasa aman dan keberanian yg luar terbiasa. Seorang ibu yg percaya pada anaknya sendiri yaitu seorang ibu yg bijaksana.
Sumber: http://lencong.net

Selasa, 18 Oktober 2016

Ahok menghina ayat suci, Jakarta tak butuh pemimpin liberal!
Saif Al Battar Senin, 5 Sya'ban 1433 H / 25 Juni 2012 06:02
Ahok menghina ayat suci, Jakarta tak butuh pemimpin liberal!

Ilustrasi - Ahok menghina ayat suci, Jakarta tak butuh pemimpin liberal!
 
 Belum memimpin sudah mengeluarkan pernyataan kontroversi. Jakarta tak butuh pemimpin liberal

Pernyataan calon wakil gubernur DKI Jakarta yang berpasangan dengan Jokowi, Basuki T Purnama alias Ahok, bahwa masyarakat dan penegak hukum harus taat pada ayat konstitusi, bukan ayat suci, mendapat dukungan kelompok liberal dan gerakan mahasiswa sekular.

Maklum, pernyataan Ahok ini tentu saja merupakan angin segar bagi mereka yang selama ini mengampanyekan sekularisme, dimana agama dan pemerintahan harus dipisahkan.


Basuki T Purnama alias Ahok
Dukungan di antaranya disuarakan oleh aktivis perempuan sekular-liberal, Ratna Sarumpaet. Ratna yang dikenal getol mengeritik perda-perda anti maksiat di berbagai daerah itu, mengatakan apa yang dikatakan oleh Ahok sudah tepat. Ratna menyebut orang-orang yang marah terhadap pernyataan Ahok sebagai orang yang “norak”. Ia menegaskan, “Ibukota Jakarta ini harus dipimpin oleh cagub-cawagub dari keberagaman.”
http://salam-online.com/site/wp-content/uploads/2012/06/
Selain Ratna Sarumpaet, dukungan juga datang dari Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Nusantara (Gema Nusantara) dan Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI). Pengurus Alumni GMNI, Pujadi Aryo S, menyatakan bahwa Jakarta harus dididik melalui sejumlah pemikiran yang bebas, sehingga tidak lagi kaku dan dikuasai oleh doktrin-doktrin yang salah. “Pemikiran yang memisahkan antara agama dan negara itu, sangat baik bagi kami dalam bernegara. Ayat suci no, sedangkan ayat konstitusi yes,” tegasnya. Aryo meminta dengan tegas, antara urusan agama dan pemerintahan harus dipisahkan.

Dukungan lebih ekstrem datang dari Ketua Umum Gema Nusantara, Jay Muliadi. Selain mendungkung pemikiran yang memisahkan antara kepentingan ayat suci dan ayat konsitusi, Jay mengatakan, “Indonesia, khususnya Jakarta membutuhkan pemimpin yang berpikiran sekular dan liberal agar masyarakat pluralis dapat terbentuk secara baik.” Jay menambahkan, pemikiran pasangan Ahok-Jokowi bisa meminimalisir konflik di masyarakat yang mengatasnamakan agama.

Sikap kontrovesi Ahok ini bermula dari pernyataannya yang mengeritik sikap kelompok yang menjadikan dalil ayat suci untuk menolak artis pemuja setan, Lady Gaga. Pikiran sekular-liberal Ahok sangat jelas tercermin, ketika ia mengatakan, “Kita tidak boleh taat pada ayat suci. Kita taat kepada ayat-ayat konstitusi.” Ahok juga menyatakan, mengapa ormas-ormas yang menolak Lady Gaga tidak mau periksa pejabat korup?
http://salam-online.com/site/wp-content/uploads/2012/06/
Pernyataan Ahok tentu saja mengusik keyakinan warga Jakarta yang dikenal taat beragama. Apalagi, jelas-jelas pernyataan tersebut diarahkan pada sebuah ormas Islam yang waktu itu menentang keras kehadiran Ratu Illuminati, Lady Gaga.Warga Jakarta yang mayoritas Muslim, meyakini bahwa Kitab Suci adalah undang-undang tertinggi dalam kehidupan, yang di dalamnya berisi aturan-aturan yang lengkap, termasuk aturan-aturan bernegara dan moralitas.

Jika Ahok mengatakan, kenapa ormas-ormas yang menolak Lady Gaga tidak mau memeriksa pejabat korup, ini tentu saja pernyataan bodoh dan menggelikan. Memeriksa koruptor adalah tugas aparat, bukan tugas ormas. Lagi pula, jika ormas Islam bergerak menangkap koruptor, nanti Ahok dan para aktivis-sekular liberal berteriak lantang, ”Jangan ambil alih tugas aparat. Urusan menangkap koruptor biar konstitusi yang mengatur!”

Mereka yang berpikiran sekular-liberal adalah orang-orang yang berpikiran kontradiktif dan mengalami disorientasi dalam beragama. Lalu, bagaimana bisa memimpin pemerintahan?

sumber dari https://www.arrahmah.com